ARTI KEHIDUPAN MANUSIA DICIPTAKAN
Arti Kehidupan |
Manusia diciptakan oleh Allah swt. agar mampu bekerja keras dan memakmurkan dunia ini (bumi). Allah menciptakan manusia dalam bentuk paling sempurna dan sebaik-baiknya serta menganugerahkan segala apa yang ada di langit dan di bumi beserta isinya. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya, " Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At Tiin : 4).
Pada sisi lain, pada diri manusia secara khusus terdapat beberapa kekurangan atau keburukan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain yang tidak dibebani tanggungjawab. Makhluk seperti ini disifati dengan kufur, zalim, sombong, rugi, durjana, dan pembangkang, karenanya manusia patut untuk beriman, bersikap adil, bijaksana, dan memelihara diri.
Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari". (QS. Ibrahim : 34)
Disamping itu, manusia harus memahami makna taklif yang dibebankan kepadanya. Al Aqad berkata, "Diantara syarat-syarat taklif adalah ketaatan dan kebebasan. Inilah aksioma yang sering diabaikan oleh kebanyakan orang yang memperdebatkan masalah takdir, iman taklif dan balasan.
Mereka membatasi pandangan hanya pada syarat kebebasan dan mengabaikan syarat ketaatan, karena dianggap bertentangan dengan alasan dan seakan-akan merupakan suatu hal yang mustahil menurut akal, dengan setiap kemungkinan yang terlintas pada pikiran dalam memahami penciptaan manusia. Karenanya, barang siapa yang mencari iman dengan mentaklif tanpa memperhatikan syarat ketaatan, niscaya akan tersesat, sebab ia mencari sesuatu yang lain, bukan mencari iman maupun taklif.
Didalam Al Qur'an Allah swt. Berfirman kepada batin manusia dan menetapkan bahwa Dia-Lah sang pencipta yang memberi petunjuk ke jalan yang lurus, yang didalamnya terdapat janji dan ancaman. " Katakanlah : Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan. Dan (Katakanlah) : Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya. Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagianlagi telah pasdti kesesatan bagi mereka ". (QS. AL A'RAAF : 29-3-)
Firman-Nya, " Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan melakukan apa yang dia kehendaki".(QS. Ibrahim :27)
Ayat-ayat tersebut merupakan bukti bahwa tidak ada tempat untuk menakwilkan dengan selain maknanya yang dhahir, karena sudah jelas, bahwa jika Allah Swt. Yang maha kuasa mengatakan kepada sesuatu :"Jadilah," maka iapun terjadi, Apakah dalam hal ini terdapat kontradiksi. Menurut akal, apabila kita melihat seluruh masalah itu dengan pandangan akal dan tidak membatasi pandangan pada nash atau melihat kewajiban mempercayai maksud dari nash-nash tersebut ?
Hidup Sesudah Mati |
Seseungguhnya meengembalikan masalah itu kepada dasar yang mengandung kemungkinan menyangkal adanya kontradiksi itu dan menunjukan tentang bagaimana keyakinan memecahkan masalah dari dasarnya yang ditetapkan semula merupakan jalan keluar dari kontradiksi yang menyertainya diatas setiap kemungkinan selain kemungkinan ini. Karenanyam biarlah manusia merupakan roh dan akal yang diciptakan Allah, atau merupakan bentuk dari susunan materi yang tidak diciptakan oleh seorangpun, berdasarkan pendapat orang - orang yang mempercaryai materi dan bebas dari pikiran serta keinginan. Biralah itu merupakan keinginan dari sisi Allah merupakan kebutuhan dari kenyataan yang tidak berhubungan dengan suatu perintah maupun balasan.
Lantas bagaimanakah akal manusia menggabmbarkan keinginannya diatas setiap kemungkian yang terjadi ? Akal tidak bisa menggambarkan segala keinginan mutlak yang bebas dari semua ikatan. Karena keingan manusia yang berlangsng tanpa ikatan adalah sama pada setiap pribadi manusia. Dengan demikian, bagaimana seseorang menyatakan keinginannya yang mutlak sendirian diantara rekan-rekannya yang terikat ?
Baca Juga :
Setiap manusia diciptakan Allah dengan keinginan yang mutlak, yang merupakan proses dalam penetapannya sebelum sampai kepada penciptaan dan perwujudannya. Apabila keinginan mutlak itu adalah Keinginan ASllah, maka penciptaan maunusia yang dibebani taklif tanpa keingainan dari mereka adalah sesuatu yang tidak mausk akal dan tidak dapat diterima, karena gugurnya taklif tidak berarti dalam kedadaan ini, kecuali semua manusisa diciptakan sama dalam beramal saleh. Jika demikian, maka tidak ada kelebihan bagi orang yang berakal atas orang yang tidak berakal dan antara manusia dengan benda mati atau hewan tidak ada bedanya.
Apabila manusia harus dipaksa, maka akal manusia harus diciptakan dalam satu keadaan, yaitu keadaan berkeinginan yang diciptaka dan ditanamkan Sang Pencipta, sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Al Qur'an.
Kebebasan bukanlah suatu ikatan, baik diciptakan maupun dicetak. Terlepas apakah ia berasal dari alam roh atau materi, meskipun berbeda, seperti halnya perbedaan nilai barang tambang yang berharga dan yang tidak berharga, keduanya sama-sama diciptakan atau dibuat. Dengan demikian, kebebasan yang diciptakan adalah kebebasan yang benar menurut akal yang bisa menerima dan memahami sesrta memilih kebenaran dengan izin Allah.
Hidup Itu Indah |
Jika kedua barang tambang itu dibuat untuk wadah emas dan wadah tembaga, maka yang pertama tetao lebih bernilai/berharga. Menurut akal, kebebasan cetakan tidak bisa mengungguli kebebasan ciptaan. Sehingga, bebas dari ikatan adalah sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak ada.
Apabila makhluk mempunyai kebebasan atau mempunyai keinginan, maka hendaknya kita kembali kepada akal untuk melihat bagaimana akal menggambarkannya bahwa ia hanya mengandung satu kemungkinan, bukan setiap kemungkinan.
Kebebasan setiap orang itu tidak sama. Meskipun tidak ada perbedaan kekuatan di dalamnya, namun tetap ada perbedaan zaman, umur, tempat, tubuh, gerak, dan diam. Apabila ditemukan makhluk yang bebas mempunyai keinginan, maka ia tidak ada wujudnya, kecuali dengan adanya perbedaan menurut akal. Apabila akal memutuskan sesuatum, maka akal itulah yang menggambarkan keiunginan Allah dan keinginan manusia diatas satu kemungkinan saja. Setiap sesuatu yang bukan kebebasan iman adalah anggapan yang tidak masuk akal, bahkan tidak ada. Karena itu, hukum iman dan hukum akal di sini adalah serupa.
Pada dasarnya, iman adalah merupakan hasil dari perbuatan akal dan ijtihad, sehingga seseorang sampai pada kebenaran dengan izin Allah setelah ia mengkaji, menyelidiki dan merenungkan. Tetapi banyak ahli agama dan pemikir salah paham tentang ima. Mereka menganggap iman adalah menyerahkan diri total kepada hal-hal yang tidak bisa diterima akal, tanpa berijtihad dan tanpa suatu usaha untuk memahaminya, menyelidiki, dan merenungkan. Ini adalah iman yang tidak diterima oleh islam,. karena Islam berbicara kepada manusia dengan akal dan memberikan bukti yang rasional.
Wujud yang kekal, Sempurna dan Mutlak adalah Tuhan. yang hanya kepada-Nya kita beriman. Akan tetapi, akal yang terbatas tidak bisa mencapai wujud mutlak yang tidak terbatas. Jika demikian, apakah akal akan mengatakan: " Tidak ada iman kepada wujud mutlak ini, karena Dialah satu-satunya yang ada di dalam akal supaya kita beriman kepada-Nya dan tidak boleh beriman kepada selain dia ?" Akal tidak berkata demikian. Jika akal mengatakan beriman dengan keharusan berdasarkan sikap seperti itu, hal itu tidak akan menghapus amalnya dan membatalkan wujudnya, tetapi justru merupakan suatu tanda bahwa akal telah mencapai puncak amalnya. Ynag seperti itu adalah akal yang bertambah imannya, yakni akal yang diseru Al Qur'an dengan taklif tidak ada artinya, jika tidak melakukan ketaatan dan tidak memiliki kebebasan.
Itulah makna hakiki dari sebuah kehidupan. Taklif dari Allah kepada hamba dan akal hamba untuk memahami wujud yang kekal, Mutlak dan sempurna. Disi lain seorang hamba memahami taklif dan taat tanpa melanggar perintah-Nya. Sebab sebagaimana kami sebutkan, pada hakekatnya tidak ada taklif jika tidak ada ketaatan dan kebebasan di dalamnya. Manusia menyimpang, jika ia arahkan tenaga akalnya kepada amal-amal duniawi dan berupaya melupakan Allah, sehingga hanyut dalam kegelapan dan tersesat. Sebaliknya, kehidupan yang nyaman adalah kehidupan yang arif dan tunduk kepada Allah Swt. Tanpa itu tidak bisa dinamai kehidupan.
Itulah sedikit penjelasan mengenai Arti Kehidupan Manusia Yang Diciptakan Oleh Allah Swt. Semoga artikel ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca yang setia.