Rabu, 15 November 2017

Muhammad, Pelaku Utama Sejarah

- Islam Berdikari - Assalamualaikum sahabat Islam Berdikari? Kali ini Islam Berdikari akan membagikan tulisan terbaru lagi. Tulisan ini berjudul Muhammad, Pelaku Utama Sejarah. Silahkan dibaca, lalu jangan lupa juga untuk membagikan tulisan ini. Langsung saja disimak baik-baik ya tulisan ini.

Pembawa agama Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Muhammad lahir pada tahun 570 M dan diangkat sebagai Nabi pada tahun 650 M. Dia melaksanakan misi kenabiannya selama 23 tahun (13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah). Kaum Quraisy, dari mana Nabi berasal, sangat bersikap keras terhadap Nabi dan mereka menolak agama baru yang di bawa Muhammad. Ketika di Makkah Nabi belum berhasil membentuk masyarakat Muslim (ummah) karena pada perlawanan kaum Quraisy yang begitu sengit sehingga Nabi memperoleh pengikut yang jumlahnya sedikit sekali. Baru setelah hijrah ke Madinah Nabi berhasil membangun komunitas Muslim. Di kota inilah Nabi bersama komunitas-komunitas non-Muslim (kaum Yahudi dan orang-orang Arab yang belum memeluk Islam) hidup berdampingan secara damai di bawah naungan Piagam Madinah yang mereka setujui bersama. Piagam ini dikenal sebagai kontitusi modern pertama dalam sejarah dunia yang meletakkan dasar-dasar koeksistensi damai, HAM, toleransi antarumat beragama, pluralisme dan inklusivisme. Berhubung orang-orang Yahudi mengkhianati isi Piagam ini (yaitu membantu kaum Quraisy memerangi Nabi), maka kaum Yahudi akhirnya diusir dari Madinah.

Muhammad, Pelaku Utama Sejarah


Para pengganti Nabi dikenal sebagai Khulafa al-Rasyidin. Walaupun mengalami masa-masa sulit, pemerintahan Abu Bakar dan Umar berlangsung baik. Konflik internal mulai muncul ketika Utsman dan Ali memerintah. Nepotisme dan berbagai kepentingan politik menonjol ketika Utsman memerintah karena lebih menempatkan supermasi Bani Umayyah atas Bani Abbasiyah. Akar-akar suskuisme yang primordialisme sebenarnya telah berhasil dilenyapkan oleh Nabi. Tetapi beberapa masa setelah Nabi wafat, kesukuan yang sempit itu mencuat kembali dan melahirkan konflik berkepanjangan antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.

Setelah periode Khulafa al-Rasyidin berakhir, kepemimpinan umat dipegang oleh Bani Umayyah dengan pusat pemerintahannya di Damaskus (661-750). Di bawah tekanan-tekanan Bani Umayyah, gerakan perlawanan bawah tanah oleh Bani Abbasiyah terus diupayakan oleh para pemimpin mereka. Akhirnya gelombang revolusi Abbasiyah meletus dan berhasil menggulingkan Bani Umayyah. Maka berdirilah Daulat Bani Aabasiyah dengan pusat pemerintahannya di Baghdad (750-1258). Dalam pada itu, salah seorang pangeran Bani Umayyah berhasil meloloskan diri diri dan akhirnya dapat merebut kekuasaan dari penguasa Arab di Andalusia (Spanyol) dan ia pun membangun Daulat Umayyah dengan pusat pemerintahannya di Cordova (756-1031).


Dikutip dari buku "Ketegangan Kreatif Peradaban Islam"
Penulis - Prof. Dr. H, Faisal Ismail, MA
Disqus Comments