Selasa, 13 Mei 2014

Delapan Perhiasan Amal yang Wajib Dipelihara

- Islam Berdikari - Assalamualaikum sahabat Islam Berdikari? Kali ini Islam Berdikari akan membagikan tulisan terbaru lagi. Tulisan ini berjudul Delapan Perhiasan Amal yang Wajib Dipelihara. Silahkan dibaca, lalu jangan lupa juga untuk membagikan tulisan ini. Langsung saja disimak baik-baik ya tulisan ini.

PERHIASAN adalah sesuatu yang menyenangkan. Dalam amal kebaikan juga perhiasan yang tidak boleh lepas, bukan saja agar amal itu indah, tapi juga diterima oleh Allah SWT sebagai amal kebaikan. Setidaknya ada delapan perhiasan amal yang wajib ada dalam setiap amal kebaikan.

Kedelaan perhiasan amal ini dikemukakan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., sahabat terdekat Nabi Saw dan pembela terkemuka dakwah risalah Islam.

Abu Bakar berkata, ada delapan perkara yang merupakan perhiasan bagi delapan perkara yang lain, yaitu:
  1. Memelihara diri dari meminta-minta merupakan perhiasan bagi kefakiran.
  2. Bersyukur kepada Allah SWT merupakan perhiasan bagi nikmat yang telah diberikan-Nya.
  3. Sabar adalah perhiasan bagi musibah.
  4. Tawadhu adalah perhiasan bagi (kemuliaan) nasab (keturunan).
  5. Santun adalah perhiasan bagi ilmu.
  6. Rendah hati adalah perhiasan bagi seorang pelajar.
  7. Tidak menyebut-nyebut pemberian merupakan perhiasan bagi kebaikan.
  8. Khusyu' adalah perhiasan bagi shalat.
Rasulullah Saw bersabda: "Kasihanilah pemuka suatu kaum yang telah menjadi hina. Kasihanilah orang kaya yang jatuh miskin. Kasihanilah orang 'alim yang tersia-sia di antara orang-orang yang tidak berpengetahuan."

"Barangsiapa keluar rumah dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan membukakan pintu surga baginya; para malaikat akan memberi keteduhan dengan membentangkan sayapnya baginya; dan para malaikat yang ada di langit dan ikon-ikon yang ada di lautan memohon ampunan dan rahmat untuknya." (HR. Abu Ya'la). (Sumber: Nashaihul Ibad - Imam Nawawi Al Bantani).

Semoga kita bisa memelihara kehormatan diri dan keluarga dari kefakiran. Semoga Allah menghindarkan diri kita dari kefakiran (kemiskinan) dan menjadi peminta-minta.

Semoha kita mampu senantiasa bersyukur saat menerima nikmat, sabar dalam menghadapi musibah, tawadhu ketika ditakdirkan masuk keturunan terpandang, santun ketika berilmu, rendah hati ketika belajar, tidak mengungkap sedekah, dan khusyu' tiap kali shalat. Amin...! Wallahu a'lam.*
Disqus Comments