Sabtu, 19 Oktober 2013

Jadilah Pembuka Kebaikan!

- Islam Berdikari - Assalamualaikum sahabat Islam Berdikari? Kali ini Islam Berdikari akan membagikan tulisan terbaru lagi. Tulisan ini berjudul Jadilah Pembuka Kebaikan!. Silahkan dibaca, lalu jangan lupa juga untuk membagikan tulisan ini. Langsung saja disimak baik-baik ya tulisan ini.

pembuka kebaikan
Menjadi pembuka kebaikan bagi orang lain merupakan salah satu pintu kebahagiaan dunia dan akhirat. Kita menjadi wasilah, perantara, ataupun pembuka jalan bagi orang lain untuk melakukan kebaikan. Tentu saja, setelah kita sendiri melaksanakannya semaksimal mungkin.

Sahabat Anas bin Malik r.a. ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya di antara manusai ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan di antara manusia ada pula yang menjadi kunci-kunci pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Maka beruntunglah orang yang Allah jadikan kunci-kunci kebaikan di tangannya dan celakalah bagi orang-orang yang Allah jadikan kunci-kunci keburukan di tangannya”. (HR. Ibnu Majah).

Pembuka kebaikan yaitu memberi inspirasi, nasihat, wawasan, ilmu, dan teladan bagi orang lain dalam melakukan amal kebaikan. Termasuk pembuka kebaikan adalah dakwah dalam segala bentuknya, juga menginfakkan harta untuk proyek atau kegiatan kebaikan, seperti sumbangan bagi korban bencana atau bagi kaum dhuafa (kaum lemah dan tertindas).

“Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya.” (HR. Bukhari).

Tentang menjadi penutup keburukan, Abu Sa’id Al Khudri r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka hendaknya mengubah dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang atau dengan membencinya), sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim).

Ajaran Islam tentang menjadi pembuka kebaikan ini juga menunjukkan bahwa Islam mengajarkan umatnya tidak egois dan individualis. Setiap Muslim harus peduli pada kondisi sosial-keumatan. Muslim tidak boleh membiarkan adanya kezhaliman dan kebatilan. Ia harus menutup semua pintu keburukan itu, semampunya. Muslim juga harus berusaha menjadi pembuka kebaikan, semampunya. Wallahu a’lam. (www.inilahrisalahislam.blogspot.com).***
Disqus Comments